Bojonegoro (Media Center) – Unthuk Yuyu, Gapit, Rengginang dan
Kembang Goyang, tiga nama camilan yang dapat membawa kita ke masa kecil.
Meskipun penjaja camilan tradisional tersebut masih sering dapat
dijumpai, namun saat ingin menikmatinya, haruslah menunggu penjaja
keliling, setidaknya untuk orang yang belum mengetahui tempat-tempat
yang rutin menjualnya.
Di Bojonegoro, Jawa Timur, jajanan tradisional itu ternyata cukup diminati masyarakat. Rasanya yang khas, tanpa menggunakan bahan kimia serta sensasi nostalgia merupakan daya tarik tersendiri bagi penikmat jajanan tradisional ini, termasuk tentunya harga yang murah meriah.
Susanto, salah satu warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, mengaku mempunyai omzet hingga Rp1,5juta per harinya dari menekuni pembuatan camilan ini. Produk hasil industri rumahan yang kini mampu mempekerjakan 7 karyawan ini telah mempunyai pasar tersendiri.
Selain dijual di rumahnya di Jalan Sunan Kalijaga, Sukorejo, beberapa toko oleh-oleh di Bojonegoro telah menjadi langganan tetapnya seperti Toko Aneka Camilan di jalan Diponegoro, dan Toko Purnomo di jalan RA. Kartini dan di Bravo Swalayan. Saat ini, Susanto mengaku belum memasarkan produknya keluar Kota, lantaran terkendala promosi dan jaringan ke luar kota.
Ia berharap, produknya yang sudah menjadi salah satu komoditi andalan Bojonegoro ini bisa dipasarkan sampai ke luar kota. “Kita masih terkendala promosi dan pemasaran, sementara ini produk ini hanya dikonsumsi warga Bojonegoro,” ujarnya saat memantau karyawannya yang membuat jajanan.
Beberapa inovasi ia kembangkan untuk kembali mempopulerkan panganan khas ini, salah satunya adalah kemasan yang menggunakan beberapa motif batik khas Bojonegoro.
Tak hanya itu, ia juga menciptakan beberapa macam paduan rasa tradisional dengan cita rasa lain, seperti keju, jahe, pandan, moka, dan durian. Untuk harga panganan tradisional ini, ia mematok harga antara Rp4.800 hingga Rp7.000/ons, selain itu tersedia pula kemasan-kemasan ekonomis seharga Rp5.000,-
Tak ada salahnya camilan tradisional ini menjadi alternatif sebagai suguhan saat berbuka puasa ataupun Hari Raya nanti, karena menurut Susanto camilan buatannya ini cukup tahan dalam kurun waktu yang lama. “Kalau jelang lebaran, produksinya 4 kali lebih banyak,” pungkasnya. (*/lyamcb)
sumber : kanabojonegoro.com
Di Bojonegoro, Jawa Timur, jajanan tradisional itu ternyata cukup diminati masyarakat. Rasanya yang khas, tanpa menggunakan bahan kimia serta sensasi nostalgia merupakan daya tarik tersendiri bagi penikmat jajanan tradisional ini, termasuk tentunya harga yang murah meriah.
Susanto, salah satu warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, mengaku mempunyai omzet hingga Rp1,5juta per harinya dari menekuni pembuatan camilan ini. Produk hasil industri rumahan yang kini mampu mempekerjakan 7 karyawan ini telah mempunyai pasar tersendiri.
Selain dijual di rumahnya di Jalan Sunan Kalijaga, Sukorejo, beberapa toko oleh-oleh di Bojonegoro telah menjadi langganan tetapnya seperti Toko Aneka Camilan di jalan Diponegoro, dan Toko Purnomo di jalan RA. Kartini dan di Bravo Swalayan. Saat ini, Susanto mengaku belum memasarkan produknya keluar Kota, lantaran terkendala promosi dan jaringan ke luar kota.
Ia berharap, produknya yang sudah menjadi salah satu komoditi andalan Bojonegoro ini bisa dipasarkan sampai ke luar kota. “Kita masih terkendala promosi dan pemasaran, sementara ini produk ini hanya dikonsumsi warga Bojonegoro,” ujarnya saat memantau karyawannya yang membuat jajanan.
Beberapa inovasi ia kembangkan untuk kembali mempopulerkan panganan khas ini, salah satunya adalah kemasan yang menggunakan beberapa motif batik khas Bojonegoro.
Tak hanya itu, ia juga menciptakan beberapa macam paduan rasa tradisional dengan cita rasa lain, seperti keju, jahe, pandan, moka, dan durian. Untuk harga panganan tradisional ini, ia mematok harga antara Rp4.800 hingga Rp7.000/ons, selain itu tersedia pula kemasan-kemasan ekonomis seharga Rp5.000,-
Tak ada salahnya camilan tradisional ini menjadi alternatif sebagai suguhan saat berbuka puasa ataupun Hari Raya nanti, karena menurut Susanto camilan buatannya ini cukup tahan dalam kurun waktu yang lama. “Kalau jelang lebaran, produksinya 4 kali lebih banyak,” pungkasnya. (*/lyamcb)
sumber : kanabojonegoro.com
Title : Bernostalgia Dengan Camilan Tradisional Bojonegoro
Description : Bojonegoro (Media Center) – Unthuk Yuyu, Gapit, Rengginang dan Kembang Goyang, tiga nama camilan yang dapat membawa kita ke masa kecil. ...
Description : Bojonegoro (Media Center) – Unthuk Yuyu, Gapit, Rengginang dan Kembang Goyang, tiga nama camilan yang dapat membawa kita ke masa kecil. ...
0 Response to "Bernostalgia Dengan Camilan Tradisional Bojonegoro"
Posting Komentar