Para petani di Desa Sidobandung
akhir-akhir ini sudah mulai merasakan beberapa perilaku yang dilakukan para
petani yang tanpa disadari berdampak sangat merugikan
para petani itu sendiri.
Awal Mula Berdirinya PPAH
“Lumbung Bandung”
PRODUKSI
PPAH “LUMBUNG BANDUNG”
CARA PEMBUATAN BEAUVERIA SP,
TRICHODERMA SP, METHARIZIUM DAN VERTICILUM
CARA
PEMBUATAN PGPR
Perilaku tersebut antara lain :
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus-menerus ternyata menyebabkan
tanah pertanian semakin sulit untuk ditanami serta penggunaan insectisida yang continue
juga merusak habitat lingkungan. Akhirnya para petani mencari solusi untuk
memecahkan permasalahan tsb dengan cara sebagian beralih ke Agen Hayati. Oleh
sebab itu, untuk mencukupi kebutuhan Petani akan Agen Hayati tersebut para
petani sepakat mendirikan PPAH .
PPAH Lumbung
Bandung adalah pusat pelayanan agens hayati yang bertempat di Dusun Dureg RT.32
RW.02 Desa Sidobandung Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro yang berada di
lingkup Kelompok Tani “Lumbung Bandug II” dan dibawah naungan GAPOKTAN “Lumbung
Bandung” Desa Sidobandung dengan luas lahan 206 Ha yang mengandalkan pengairan
dari waduk pacal dengan pola tanam: Padi, Padi, Polowijo. Namun oleh petani
sering dirubah menjadi; Padi, Padi, Pantun (Padi).
Oleh sebab
itu dengan pola Padi, Padi, Pantun mneyebabkan serangan OPT-nyapun silih
berganti dna kebal (resistensi) ada penggerek batang (slendep), tikus, wereng,
pyricularia oryzae (cekik leher), xanthomonas (hawar daun/kresek) dan
lain-lain. Penanggulangan dengan insektisida pilihan utama para petani, namun
nyatanya tidak bia menyelesaikan masalah. Bahkan musuh alamiahnya pun ikut mati
dan lingkungan menjadi rusak.
Pada tahun
2006 SLPHT kedelai ada seorang pemandu menceritakan Agens Hayati yang ramah
lingkungan dan tidak membunuh musuh alami. Musim tanam berikutnya padi terkena
zanthomonas yang sangat cepat penularannya. Petani menggunakan insektisida dan
pestisida namun hasilnya malah daun bendera mengering akan tetapi petani yang
menggunakan corynebacterium selamat dari serangan xanthomonas (kresek).
Awalnya
coryne bacterium kami dapat dari laboratorium Bojonegoro kebetulan thaun 2010
ada pelatihan dari Kabupaten lamongan dan saat itu oleh Bapak ANWAR dan Bpk.
Ir. WIYONO kami di ikut sertakan untuk pelatihan. Sehingga kami bisa mengenal
banyak tentang agens hayati. Sejak saat itu kami membuat corynebacterium,
Beauveria dan Tricoderma dengan alat pinjam dan seadanya.
Alhamdulilllah
hasilnya bagus dan kami bagikan ke kelompok tani Lumbung Bnadung I, II dan III
secara gratis dan saat itu pula kami dikukuhkan menjadi PPAH resmi dengan nama
PPAH “Lumbung Bandung” dengan Ketua Saudara Damun Yulinda.
Ucapan terima kasih kepada Bapak BUDIHARSO selaku
ketua PHP Kecamatan Balen yang telah mendukung dan menghantarkan kami menjadi
PPAH resmi, yang mampu menyiapkan, memperbanyak, menerapkan,
mengembangkan dan menyebarluaskan agens hayati, serta sarana produksi
ramah lingkungan yang mendukung penerapan prinsip-prinsip PHT.
Demikian
profil singkat PPAH “Lumbung Bandung” Desa Sidobandung Kecamatan Balen
Kabupaten Bojonegoro semogar bermanfaat untuk kalangan sendiri dan kalangan
luas pada umumnya. Amin.
1.
Corynebacterium, setelah penggunaan bahan kimia
kurang mampu mengatasi xanthomonas/hawar daun/kresek pilihan kita adalah
corynebacterium.
2.
Beauveria Sp, merupakan agens hayati yang
mampu mengatasi hama wereng, walang sangit sampai kelompok telurnya tidak bisa
menetas dan juga telur penggerek batang
3.
Trichoderma Sp, (TCD) agens hayati ini bisa
mengendalikan laya pusarium akibat jamur patogen pada palawija, holticultura
dan cekik leher (pyricularia orizae) pada tanaman padi juga sangat bagus untuk
membuat kompos
4.
PGPR, untuk memaksimalkan perakaran
sebagai streetmen perendaman benis
agar kebal terhadap serangan virus.
5.
Mol Bonggol Pisang, sangat bagus sebagai penyubur
tanah yang akan ditanami
Pengebangan
Pada Media Padat
a.
Bahan dan Alat
Bahan
-
Beras jagung/beras/dedak + beras
jagung
-
Isolat/ starter beauveria
bassiana
-
Kantong plastik
-
Alkohol 70 – 90 %
-
Air bersih/ steril
-
Kapas
Alat
-
Dandang subuk
-
Kompor minyak tanah/ kompor gas
-
Incase
-
Lampu bunsen/lampu spirtus
-
Jarum ose/ jarum penular
b.
Cara Pembuatan
-
Cuci beras jagung/beras sampai
bersih
-
Masak beras jagung/beras tersebut
kedalam dandang selama 5-7 menit (indikasi telah mengeluarkan bau)
-
Sebelum memasukkan beras jagung
kedalam dandang subluk, air harus dalam keadaan mendidih
-
Setelah 5-7 menit angkat beras
jagung tersebut dan didinginkan
-
Masukkan beras jagung ke dalam
kantong plastik ukuran 100 – 200 gram
-
Sterilkan beras jagung tersebut
dalam dandang subluk selama 15-45 menit
-
Setelah itu angkat bers jagung
dan dinginkan
-
Beras jagung siap diinokulasi
isolat agens hayati
c.
Cara Inokulasi
-
Sterilkan incase dengan alkohol
-
Siapkan lampu bunsen, jarum ose,
media jagung, isolat agens hayati kedalam incase
-
Semprot dengan alkohol dan
biarkan beberapa saat
-
Nyalakan lampu bunsen dan
panaskan jarum ose
-
Ambil isolat agens hayati dengan
jarum ose masukkan kedalam media beras jagung
-
Tutup/ikat ujung plastik dan
biarkan dalam suhu ruangan dan biarkan selama 14 hari (sampai penuh)
Pengembangan Pada Media Cair
a. Bahan dan
Alat
Bahan :
-
Kentang 25 gram bila ada
-
Gula pasir 100 gram atau air kelapa
-
Isolat/starter beauveria bassiana (1 kantong
plastik)
-
Alkohol 70-90%
-
Air bersihl 5 liter
-
Slang
-
Glass woll
-
KMnO4 (Kalium Permanganat)
Alat :
-
Panci
-
Kompor minyak tanah/ kompor gas
-
Blender
-
Aerator
-
Galon
-
b. Cara
Pembuatan
-
Rebus air gula (100 gram + 1 Liter)
-
Blender stater dengan menggunakan air
sebanyak 4 liter
-
Saring masukkan ke dalam galon (jrigen) tambahkan
air gula panas
-
Tambah udara dengan aerator dan biarkan
selama kurang lebih 3-7 hari, indikasi bau menjadi sedap
-
Uji kerapatan spora (min 108)
-
Siap aplikasi
Bahan :
1.
0,5Kg akar dan tanah bambu/alang-alang
2.
Gula pasir 0,5 Kg
3.
Air leri 50 liter/air kedele 50 liter
4.
Bak air
Cara membuat
:
C Akar
bambu/alang-alang ditumbuk agak halus kemudian direndam dalam air selama 24 jam
C Setelah
direndam ambil akarnya kemudian airnya ditembah dengan gula pasir + air leri
dengan perbandingan : 0,5 akar + 0,5 gula pasir + 50 liter air
C Diperam
selama 7 hari
C PGPR siap
digunakan
Cara
Aplikasi :
C Sebelum
sebar biji direndam dengan konsentrasi : 10ml/lt air selama 6-12 jam (sesuaikan
dengan biji tanaman)
C Dosis 0,5
gelas aqua/tangki
C Aplikasi
pada sore hari sekitar jam 4 sore
C Aplikasi
dimulai saat tanaman muda sekitar 14 hst dengan interval 1 minggu sekali
®
PGPR adalah
bcteri pemicu tumbuhan dalam perlindungan tanaman
®
PGPR bisa
menekan berbagai serangan hama dan penyakit
®
PGPR dapat
memproduksi fitohormon yang bisa
menambah kesuburan tanaman dan perlindungan tanaman dari serangan hama dan
penyakit
Title : Solusi Petani Berinovasi
Description : Para petani di Desa Sidobandung akhir-akhir ini sudah mulai merasakan beberapa perilaku yang dilakukan para petani yang tanpa disadari...
Description : Para petani di Desa Sidobandung akhir-akhir ini sudah mulai merasakan beberapa perilaku yang dilakukan para petani yang tanpa disadari...
0 Response to "Solusi Petani Berinovasi"
Posting Komentar